Langsung ke konten utama

Postingan Terbaru

Berkunjung ke Desa Adat Baduy Dalam

Desa adat selalu jadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, pun dengan suku Baduy. Akhir Desember 2018, aku pun nekat untuk datang ke sana. Awalnya aku ikut jasa open trip karena jika dilihat dari harga yang mereka tawarkan, rasa-rasanya lebih murah dibanding datang sendiri. Aku bahkan sudah membayar DP untuk dua orang. Sayangnya satu minggu sebelum hari H, travel dibatalkan karena hujan lebat cuaca buruk katanya. Uang kami pun di- refund . Aku dan temanku tetap nekat untuk datang ke Baduy. Hari itu perjalanan aku mulai dari stasiun Pasar Minggu dan bertemu dengan temanku di stasiun Palmerah. Kami berangkat bersama menuju stasiun Rangkas Bitung. Ongkos dengan KRL dari stasiun Pasar Minggu hanya Rp10.000,00. Sampai di stasiun Rangkas Bitung, kami bergerak mencari angkot nomor 07 tujuan terminal Aweh. Di stasiun ini sebenarnya ada banyak jasa travel menawarkan diri langsung menuju desa Ciboleger. Untuk yang datang dengan banyak orang, mungkin ini bisa jadi pilihan simpel namun untuk aku

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA BIAKAN MIKROORGANISME






STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA 
(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan Umum)





Oleh


Habiba Nurul Istiqomah
1114121095











PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

------------------------------------------------------------------

I.       PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Sterilisasi merupakan kondisi yang wajib terpenuhi saat bekerja di laboratorium. Kegiatan sterilisasi diperlukan untuk meminimalisir dan menghilangkan kemungkinan kontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan. Kontaminan tersebut dapat berasal dari alat ataupun bahan yang digunakan dalam percobaan bahkan dapat pula berasal dari lingkungan tempat percobaan dilakukan. Kontaminan yang timbul dari mikroorganisme yang tidak diharapkan dapat mengganggu aktivitas dari mikroorganisme yang sedang ditumbuhkan atau dapat pula membahayakan keselamatan pekerja laboratorium. Oleh karena itu, praktikan harus mengetahui teknik sterilisasi yang benar karena sterilisasi yang dilakukan dengan teknik tidak benar tetap dapat menimbulkan kontaminan yang tidak diinginkan.

Setelah mengetahui tentang sterilisasi, hal selanjutnya yang perlu diketahui ketika hendak bekerja di laboratorium adalah pembuatan media. Untuk dapat mengetahui banyak hal tentang mikroorganisme tentunya kita harus menumbuhkan mereka dalam suatu media. Media merupakan tempat tumbuh dan sumber nutrisi bagi mikroorganisme. Setiap mikroorganisme memiliki syarat yang berbeda-beda untuk tumbuh. Untuk itu, kita harus mengerti jenis-jenis nutrien yang diinginkan oleh mikroorganisme dan juga jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu, praktikan pun harus mengetahui macam-macam media, cara pembuatan media, sekaligus mengetahui bahan-bahan dan komposisi yang digunakan serta fungsi dari masing-masing bahan dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut.


1.2    Tujuan Percobaan

Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut.
  1. Mengetahui fungsi sterilisasi dan prosedur sterilisasi yang benar.
  2. Mengetahui jenis media tempat tumbuh bakteri.
  3. Mengetahui teknik pembuatan media PDA.
 -----------------------------------------------------

 II.      METODE PERCOBAAN



2.1    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, kertas HVS, plastik tahan panas, oven, pisau, timbangan, erlenmeyer, panci, spatula, dan kompor.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 250 ml aquades, 5 gram agar, 50 gram kentang, dan 5 gram dextrose.


2.2    Cara Kerja

1.        Sterilisasi
Cawan petri diletakkan di tengah-tengah kertas HVS. Kemudian kertas HVS tersebut dilipat hingga ujungnya saling bertemu. Ujung HVS yang saling bertemu dilipat ke belakang. Selanjutnya, sisi samping kertas masing-masing dilipat dengan bentuk segitiga. Setelah terbentuk segitiga, sisi tersebut dilipat ke belakang. Setelah itu, semua cawan petri yang telah dibungkus, dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan diikat dengan menggunakan karet. Lalu dimasukkan ke oven selama 12 jam dengan suhu 120oC.

2.      Pembuatan Media
Kentang dikupas hingga bersih lalu dipotong dadu. Selanjutnya ditimbang seberat 50 gram. Aquades sebanyak 250 ml direbus bersama kentang yang telah dipotong dadu tadi. Aquades dan kentang diaduk hingga matang. Kemudian air rebusan tersebut dituang ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, potongan agar sebanyak 5 gram dan dextrose 5 gram dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Semua bahan diaduk hingga tercampur rata. Lalu mulut Erlenmeyer ditutup dengan plastik alumunium.


 -------------------------------------------------

III.             HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1    Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Sterilisasi Cawan Petri
No
Keterangan
Gambar
1
Cawan petri diletakkan di tengah-tengah kertas HVS





2
Kertas dilipat ke tengah





3
Sisi sampingnya dilipat membentuk segitiga





4
Sisi segitiga yang terbentuk dilipat ke dalam





5
Cawan petri yang sudah dibungkus dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan siap dimasukkan ke dalam oven






Tabel 2. Pembuatan Media PDA
No
Keterangan
Gambar
1
Kentang dipotong dadu






2
Aquades dan kentang direbus hingga mendidih






3
Air rebusan dimasukkan ke dalam erlenmeyer






4
Agar dan dextrose ditambahkan ke dalam erlenmeyer






5
Campuran air rebusan kentang, agar, dan dextrose dibiarkan dalam erlenmeyer yang telah ditutup  oleh kertas alumunium








3.2         Pembahasan

Praktikum ini dilakukan dengan dua tahapan. Tahapan pertama yakni sterilisasi. Sterilisasi cawan petri dilakukan dengan membungkusnya menggunakan kertas HVS. Apabila kertas HVS yang digunakan adalah kertas bekas, maka bagian kertas yang berisi tulisan (tinta) diletakkan di bagian luar. Kertas yang putih (tidak ada bekas tinta) yang digunakan untuk membungkus cawan petri. Setelah semua cawan petri dibungkus, cawan-cawan tersebut dimasukkan ke dalam plastik tahan panas untuk selanjutnya disterilisasi menggunakan oven selama 2 jam dengan suhu 120oC.

Tahapan kedua yakni pembuatan media. Pada praktikum ini, media yang dibuat adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Kentang yang telah dipotong dadu sebanyak 50 gram direbus bersama aquades 250 ml hingga mendidih. Setelah mendidih, air rebusan tersebut dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Lalu dicampur dengan 5 gram potongan agar dan 5 gram dextrose. Selanjutnya Erlenmeyer ditutup dengan menggunakan kertas alumunium.

Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2008).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroorganisme tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Pradhika, 2008).

Macam-macam media pertumbuhan antara lain:
1. Medium berdasarkan sifat fisik 
·      Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. 
·      Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. 
·      Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar.
2. Medium berdasarkan komposisi
·         Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
·         Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya
·         Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
·           Media untuk isolasi, media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroorganisme,misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
·           Media selektif/penghambat, media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme lain dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
·           Media diperkaya (enrichment), media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroorganisme tertentu.
·           Media untuk peremajaan kultur, media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
·           Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroorganisme.
·           Media untuk karakterisasi bakteri, media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroorganisme.
·           Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial. (Pradhika, 2008).

Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).

 ------------------------------------------------

IV.             KESIMPULAN



Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
  1. Sterilisasi mutlak diperlukan untuk meminimalisir dan meniadakan kontaminan.
  2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, mekanik, dan kimiawi.
  3. Media diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang akan diisolasi untuk kemudian dilakukan langkah identifikasi guna menentukan jenis mikroorganisme tersebut.
  4. Setiap mikroorganisme membutuhkan media yang berbeda-beda untuk dapat tumbuh dengan baik.
  5. Secara garis besar, media pertumbuhan mikroorganisme dapat dikelompokkan berdasarkan sifat fisik, komposisi, dan tujuannya.

------------------------------------------- 

DAFTAR PUSTAKA



Agalloco, James. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version).  USA.  Informa Healthcare Inc.

Pelczar, Michael. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Pradhika. 2008. Media Pertumbuhan. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/ bab-2-media-pertumbuhan.html. Diakses pada tanggal 24 September 2012. Pukul 23.05 WIB.

Pratiwi, Sylvia T.2008. Mikrobiologi Farmasi. Bandung: Erlangga.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS VEGETASI

ANALISIS VEGETASI (Laporan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Kelompok 7 Desna Herawati Diki Apriadi Dwi Safitri Habiba Nurul Istiqomah Heru Dwi Purnomo JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Laporan Kemiringan Lereng

I.                    PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Topografi merupakan bentuk permukan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut.   Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak.   Ilmu yang membahas tentang topgrafi ini disebut geomorfologi.   Dua unsur topografi yang banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang lereng ( length ,) dan kemiringan lereng ( slope ). Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.   Sedangkan, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen.   Hal inilah yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng terjadi akibat

Perombakan Bahan Organik dan Siklus Nitrogen

A.     PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK 1.         Sumber Bahan Organik Bahan organik berasal dari sisa-sisa hewan, serasah tumbuhan, dan limbah pertanian. Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa organik. Kandungan air adalah 20%-90% dari berat basah tanaman. Kandungan ini dipengaruhi oleh organ tanaman yang diambil dan umur tanaman tersebut. Kandungan air pada daun akan jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan air pada akar tanaman. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur mikro kurang lebih 1%-10% berat kering. Senyawa organik menyusun <50% berat segar tanaman. Kandungan senyawa organik ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Sutanto, 2005). Sutanto (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa senyawa organik dibedakan atas: §      Karbohidrat, yaitu gula dan pati (mengandung sel), pektin, hemiselulosa, selulosa (dinding sel). Karbohidrat merupakan penyusun senyawa organik terbesar penyusun bahan organik (>