Langsung ke konten utama

Postingan Terbaru

Berkunjung ke Desa Adat Baduy Dalam

Desa adat selalu jadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, pun dengan suku Baduy. Akhir Desember 2018, aku pun nekat untuk datang ke sana. Awalnya aku ikut jasa open trip karena jika dilihat dari harga yang mereka tawarkan, rasa-rasanya lebih murah dibanding datang sendiri. Aku bahkan sudah membayar DP untuk dua orang. Sayangnya satu minggu sebelum hari H, travel dibatalkan karena hujan lebat cuaca buruk katanya. Uang kami pun di- refund . Aku dan temanku tetap nekat untuk datang ke Baduy. Hari itu perjalanan aku mulai dari stasiun Pasar Minggu dan bertemu dengan temanku di stasiun Palmerah. Kami berangkat bersama menuju stasiun Rangkas Bitung. Ongkos dengan KRL dari stasiun Pasar Minggu hanya Rp10.000,00. Sampai di stasiun Rangkas Bitung, kami bergerak mencari angkot nomor 07 tujuan terminal Aweh. Di stasiun ini sebenarnya ada banyak jasa travel menawarkan diri langsung menuju desa Ciboleger. Untuk yang datang dengan banyak orang, mungkin ini bisa jadi pilihan simpel namun untuk aku

SOSIOLOGI PERTANIAN: SISTEM STATUS






SISTEM STATUS DAN PELAPISAN MASYARAKAT
 ( Makalah Responsi Sosiologi Pertanian)









Oleh:

Kelompok 8
Dewi Mega Wati                     (1114121061 )
Dini Ari Murti                         ( 1114121065 )
Dwi Asih Cahya Ningrum       ( 1114121069 )
Dwika Putri Suri                      ( 1114121073 )
Fera Finarti                              ( 1114121087 )
Habiba Nurul Istiqomah          ( 1114121095 )










JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

--------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Secara umum masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur (Anonim, 2012).

Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia mengenal adanya status dan pelapisan sosial. Hal itu terjadi karena beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan. Pengertian Pelapisan sosial itu sendiri adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Sedangkan status sosial merupakan nilai sosial manusia yang melekat pada diri seseorang yang dilatarbelakangi oleh berbagai tingkat sosial , ekonomi dan pendidikan yang di presepsi oleh suatu kelompok atau komunitas.

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RTatau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.


 ---------------------------------------


BAB II
PEMBAHASAN



2.1       Definisi Status

Kedudukan atau status diartikan sebagai tempat atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial. Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

Pengertian status menurut kami adalah posisi seseorang atau kelompok dalam masyarakat yang menentukan sejauh mana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi dalam interaksi sosial di masyarakat.

Studi Kasus
Contoh pertama yaitu perbedaan status antara masyarakat kulit putih dan kulit hitam di Afrika (Apharteid). Perbedaan status ini disebabkan adanya penggolongan pada suku/ras tertentu yang menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling baik. Sehingga menganggap jika ras/suku lain memiliki status yang rendah.

Contoh kedua yaitu perbedaan status sosial antara masyarakat yang memilki penghasilan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata. Cara berfikir masyarakat yang terlalu mengagungkan harta dan benda, secara otomatis mengkotak-kotakan status seseorang berdasarkan harta yang dimilki. Masyarakat miskin cenderung bersikap rendah diri, dan pesimis dalam setiap interaksi sosial di masyarakat.

Contoh ketiga adalah posisi/status seseorang yang diangkat atau dipercayai sebagai pemimpin suatu kelompok berdasarkan kontribusinya dalam masyarakat. Tetua adat yang dipercayai mampu memimpin masyarakat diangkat, karena memiliki kapabilitas dan kemampuan mengendalikan masyarakat. Status ini yang memiliki pengaruh yang besar di masyarakat.

Apabila status ini disalahgunakan maka lambat laun dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar warga. Untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan sosial ini, hendaknya orang dengan status sosial yang lebih tinggi dapat “Duduk sama rendah, Berdiri sama tinggi” dan saling merangkul satu sama lain dengan warga yang memiliki status sosial yang rendah agar terjadi keharmonisan di dalam bermasyarakat.


2.2  Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial

1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.


2.3 Definisi Lapisan Sosial

Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.

Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Theodorson dkk, di dalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.

Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah (Soekanto, 2000).

Lapisan masyarakat menurut pendapat kami adalah  pengelasan atau penggolongan kedudukan seseorang secara vertikal, terbentuk karena adanya kebiasaan  pembagian golongan di dalam masyarakat.


Studi Kasus
Contoh pertama adalah perbedaan antara seseorang yang berdarah ningrat/keturunan darah biru dengan yang warga biasa. Terjadi perbedaan status social dengan masyarakat berkasta tinggi dan rendah. Sering terjadi perdebatan jika kedua golongan bertemu dalam suatu pernikahan.

Contoh kedua yaitu dalam masyarakat tingkat ekonomi setiap keluarga berbeda. Hal ini menimbulkan pemikiran yang membudaya pada mayoritas masyarakat, bahwa mereka akan merasa nyaman apaila mengelompo dengan masyarakat yang tingkat perekonomiannya sama atau mendekati.

Contoh ketiga yaitu perbedaan jabatan yang dimilki seseorang. Jabatan menentukan sejauh mana mereka ditakuti aau dan dihormati. Masyarakat cenderung untuk berlaku lebih ramah kepada seseorang yang dianggap lebih dihormati dan memilki wibawa, baik itu dari pemerintah atau pun kepala adat.


2.4 Faktor Penyebab Pelapisan Masyarakat

Stratifikasi sosial dapat terjadi sejalan dengan prooses pertumbuhan atau dibentuk secara sengaja dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang dikemukakan oleh Karl Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial dan kepemilikan.

1 Pembagian Kerja
Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja, maka akan terjadi ketergantungan antar indivudu satu dengan indivudu yang lain. Seorang yang sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil dalam kedudukannya dalam sebuah masyarakan akan semakin banyak yang akan diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada diposisi yang amat tidak menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan dalam mengakses sumberdaya.

Menurut Bierstedt (1970) dalam Prasodjo dan Pandjaitan (2003) pembagian kerja adalah : merupakan fungsi dari ukuran masyarakat.
1. Merupakan syarat perlu terbentuknya kelas.
2. Menghasilkan ragam posisi dan peranan yang membawa pada ketidaksamaan sosial yang berakhir pada stratifikasi sosial.

2.  Konflik Sosial
Konflik sosial disini dianggap sebagai suatu usaha oleh pelaku- pelaku untuk memperebutkan sesuatu yang dianggap langka dan berharga dalam masyarakat. Pemenangnya adalah yang mendapatkan kekuasaan yang lebih dibanding yang lain. Dari sinilah stratifikasi sosial lahir. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan dalam pengaksesan suatu kekuasaan.

3.  Hak Kepemilikan
Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena kelangkaan dari sumberdaya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan mendapat akses lebih dan terjadi kelangkaan pada kepemilikan terhadap sumberdaya tersebut.

Setelah semua akses yang mereka dapatkan, maka mereka akan mendapatkan kesempatan hidup (life change) dari yang lain. Lalu mereka akan memiliki gaya hidup (life style) yang berbeda dari yang lain serta menunjukan dalam simbol-simbol sosial tertentu (Kolopaking, 2003).



2.5  Terjadinya Pelapisan Sosial

1. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri . Adapun orang – orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu . Tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya . Pengakuan – pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya . Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi menurut tempat , waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
2. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama . Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang . Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi ini terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertical maupun secara horisontal.


2.6 Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu penggolongan lapisan masyarakat rakyat darah biru dan rakyat jelata.  Perubahan kedudukan tidak mungkin terjadi seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2.  Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang dapat merubah kedudukan/tingkatan dalam masyarakat menjadi seorang yang lebih berpendidikan, yang mulanya hanya seorang anak dari petani miskin. Sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dari pekerjaan orang tua mereka. Seseorang yang miskin dapat menjadi orang yang berpunya, karena usaha kerasnya untuk memperoleh kekayaan tersebut. Perubahan status ini, memberikan dampak yang signifikan dalam interaksi sosial di masyarakat.


2.7 Bentuk-Bentuk Pelapisan Masyarakat

Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
1.        Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
2.     Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
3.      Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam satu lapisan. (Calhoun dalam Soekanto, 1990) adalah sebagai berikut:
§   Ukuran kekayaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisanm teratas. Kekayaan tersebut misalnya: mobil, rumah, tanah, dan sebagainya.
§   Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas.
§   Ukuran kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
(DzhannaBie, 2012).


2.8  Mobilitas Sosial
Perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lainnya. Definisi ini akan dapat kita pahami dengan mudah, apabila di hubungkan secara langsung dengan kedua jenis mobilitas social yang sering di bicarakan dalam stratifikasi social yaitu :
Ø Mobilitas Vertikal : Perpindahan posisi dari yang lebih rendah ke mobilitas vertikal yang lebih tinggi atau sebaliknya. Contoh : perpindahan posisi dari si miskin menjadi kaya. Pergerakan ini terjadi secara vertikal atau menuju tingkat yang lebih tinggi. Dan mobilitas seperti ini kita sebut mobilitas Vertikal Intragenerasi.
Ø Mobilitas Horizontal : berarti mendatar . Gerak horizontal berarti gerak ke kiri atau kekanan , kedepan, kebelakang. Contoh : pergerakan kedudukan seseorang di  masyarakat secara mendatar. Misalnya: si Badu berada pada lapisan menengah alasannya karena ia adalah petani kaya, berdasarkan perhitungan statistik si koko digolongkan sebagai orang yang tidak terlalu kaya, tapi pasti tidak miskin.



 ---------------------------------------------


BAB III
KESIMPULAN



Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.   Secara umum, status sosial dapat diartikan sebagai posisi seseorang dalam masyarakat sedangkan lapisan sosial merupakan penggolongan masyarakat dalam tingkatan tertentu.
2.      Lapisan sosial ada karena adanya status yang berbeda-beda pada individu dalam masyarakat.
3.   Status maupun lapisan sosial dalam masyarakat ada karena pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial dan kepemilikan.
4.      Pelapisan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk dengan sendirinya maupun sengaja dibentuk.
5.   Status dan lapisan dalam masyarakat dapat berubah kapan saja, baik ke arah horizontal maupun vertikal.



 --------------------------------------------


DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012. Masyarakat. http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat. Diakses pada 26 November 2012. Pukul 05.35 WIB.

DzhannaBie, Nia Qhania. 2012. Sosper Menenai Stratifikasi/Pelapisan Masyarakat. http://niayulianty.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_4989.html. Diakses pada 26 November 2012. Pukul 05.26 WIB.

Kolopaking, Lala M, dkk.2003. Sosiologi Umum. Bogor. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB.
Persada.

Soekanto, Soerjono.2000.Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS VEGETASI

ANALISIS VEGETASI (Laporan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Kelompok 7 Desna Herawati Diki Apriadi Dwi Safitri Habiba Nurul Istiqomah Heru Dwi Purnomo JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Laporan Kemiringan Lereng

I.                    PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Topografi merupakan bentuk permukan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut.   Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak.   Ilmu yang membahas tentang topgrafi ini disebut geomorfologi.   Dua unsur topografi yang banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang lereng ( length ,) dan kemiringan lereng ( slope ). Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.   Sedangkan, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen.   Hal inilah yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng terjadi akibat

Perombakan Bahan Organik dan Siklus Nitrogen

A.     PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK 1.         Sumber Bahan Organik Bahan organik berasal dari sisa-sisa hewan, serasah tumbuhan, dan limbah pertanian. Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa organik. Kandungan air adalah 20%-90% dari berat basah tanaman. Kandungan ini dipengaruhi oleh organ tanaman yang diambil dan umur tanaman tersebut. Kandungan air pada daun akan jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan air pada akar tanaman. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur mikro kurang lebih 1%-10% berat kering. Senyawa organik menyusun <50% berat segar tanaman. Kandungan senyawa organik ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Sutanto, 2005). Sutanto (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa senyawa organik dibedakan atas: §      Karbohidrat, yaitu gula dan pati (mengandung sel), pektin, hemiselulosa, selulosa (dinding sel). Karbohidrat merupakan penyusun senyawa organik terbesar penyusun bahan organik (>