Langsung ke konten utama

Postingan Terbaru

Berkunjung ke Desa Adat Baduy Dalam

Desa adat selalu jadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, pun dengan suku Baduy. Akhir Desember 2018, aku pun nekat untuk datang ke sana. Awalnya aku ikut jasa open trip karena jika dilihat dari harga yang mereka tawarkan, rasa-rasanya lebih murah dibanding datang sendiri. Aku bahkan sudah membayar DP untuk dua orang. Sayangnya satu minggu sebelum hari H, travel dibatalkan karena hujan lebat cuaca buruk katanya. Uang kami pun di- refund . Aku dan temanku tetap nekat untuk datang ke Baduy. Hari itu perjalanan aku mulai dari stasiun Pasar Minggu dan bertemu dengan temanku di stasiun Palmerah. Kami berangkat bersama menuju stasiun Rangkas Bitung. Ongkos dengan KRL dari stasiun Pasar Minggu hanya Rp10.000,00. Sampai di stasiun Rangkas Bitung, kami bergerak mencari angkot nomor 07 tujuan terminal Aweh. Di stasiun ini sebenarnya ada banyak jasa travel menawarkan diri langsung menuju desa Ciboleger. Untuk yang datang dengan banyak orang, mungkin ini bisa jadi pilihan simpel namun untuk aku

Alamat dan Profil Balai Penelitian dan Produsen Benih

TEKNOLOGI BENIH

Padi sawah

BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI


BB Padi berada di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 20 km dari Cikampek ke arah Cirebon. Saat didirikan pada 1972, institusi ini bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) Cabang Sukamandi. Sambil menunggu pembangunan fasilitas, LP3 Cabang Sukamandi berkantor di D3 Perumahan Perum Sang Hyang Seri, Sukamandi. Seluruh bangunan perkantoran beserta fasilitas penelitian, selesai pada 1980. Pada 10 Agustus 1980 institusi ini diresmikan oleh Presiden Suharto, sebagai Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi (Balittan Sukamandi) sampai 1994.

Kemudian berdasarkan SK Menten No. 796/Kpts/OT.210/12/94 Balittan Sukamandi berubah tugas dan fungsi menjadi institusi penelitian yang khusus menangani komoditas padi dan bernama BALITPA, pada 1994. BALITPA mengembang tugas utama melakukan penelitian untuk menghasilkan ilmu dan teknologi padi yang mampu meningkatkan produksi dan ketersediaan padi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 organisasi dan tata kerja BALITPA berubah menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi).

Sebagai institusi riset, Balai Penelitian Tanaman Padi memiliki berbagai fasilitas fisik seperti gedung perkantoran beserta perlengkapannya, rumah kaca, laboratorium, dan empat kebun percobaan. Keempat kebun percobaan secara struktural berstatus sebagai instalasi penelitian (Inlit) dan berlokasi di Sukamandi, Pusakanagara, Kuningan dan Muara (Bogor).

Visi BB Padi sebagai sumber iptek tanaman padi terdepan, professional, mandiri, dan mampu menghasilkan teknologi padi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Misi BB Padi 
  • Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tinggi, strategis dan unggul, tanaman padi untuk pembangunan nasional sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna.
  • Meningkatkan kemandirian dalam menghasilkan iptek tanaman padi.
  • Meningkatkan professional dalam penyediaan informasi iptek tanaman padi.
Alamat:
Jl. Raya 9, Sukamandi, Subang 41256, Jawa Barat
Telp (0260) 520157, Fax. (0260) 520158


PROFIL BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI

a. Organisasi

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, BB Padi didukung organisasi struktural, keproyekan, fungsional dan koordinasi, serta berbagai kepanitiaan ‘ad-hoc’ seperti Kelompok Peneliti (Kelti), Tim Kelayakan Teknis (TKT), Outreach Program, Kebun Percobaan (KP), Unit Komersialisasi Teknologi (UKT), Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), Manajemen Laboratorium, dan Pengelola Karya Ilmiah (PEKI).

b. Sumberdaya Manusia

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi memiliki 490 orang karyawan yang terdiri 331 PNS dan 159 tenaga honorer yang terdistribusi di kantor utama BB Padi dan 3 Kebun Percobaan (KP Pusakanegara, KP Kuningan, dan KP Muara). Komposisi pegawai berdasarkan jenjang pendidikan adalah 18 orang S3, 24 orang S2, 54 orang S1, 11 orang S0, dan 223 orang berpendidikan dasar hingga menengah. Berdasarkan jabatan fungsional peneliti, BB Padi memiliki 4 orang Profesor Riset, 15 orang Peneliti Utama, 19 orang Peneliti Madya, 11 orang Peneliti Muda, dan 9 orang Peneliti Pertama. Selain itu terdapat 54 orang teknisi (30 orang litkayasa), 1 orang pustakawan, dan 1 orang arsiparis. Ketersediaan SDM dalam waktu dekat akan terkendala, karena sekitar 151 orang pegawai akan segera memasuki usia pensiun (tahun 2008-2013) yang berakibat terjadi ketimpangan komposisi SDM antara peneliti dengan penunjang.

Regenerasi peneliti tidak berjalan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai dampak kebijakan zero growth penerimaan pegawai negeri pada beberapa tahun yang lalu, alih tongkat estafet kepakaran dari peneliti senior yang akan memasuki usia pensiun ke para peneliti yunior terlambat. Para calon penggantinya masih belum siap, sehingga hal itu akan menjadi masalah bagi  BB Padi. Sentralisasi penerimaan pegawai negeri Deptan yang sifatnya top down mungkin kurang sesuai untuk perekrutan tenaga peneliti. Selain diperlukan bidang ilmu yang spesifik, aspek minat untuk menjadi peneliti merupakan hal yang perlu teridentifikasi sejak awal. Adanya kebijakan yang memberikan kesempatan kepada Badan Litbang Pertanian untuk melakukan seleksi terhadap pegawai baru yang diterima Deptan, akan sangat membantu dalam mendapatkan SDM yang berpotensi untuk calon peneliti yang handal sesuai dengan kebutuhan.

c. Fasilitas

BB Padi mengelola lahan seluas 481,4 ha yang di dalamnya termasuk 4 Kebun Percobaan, 13 unit laboratorium, 26 unit rumah kaca dan screen field, 4 unit gudang prosesing, dan sejumlah sarana dan prasarana penting lainnya. Sarana penunjang meliputi 1 unit perpustakaan, 4 unit gedung pertemuan, 17 unit mess penginapan, 6 unit lantai jemur, rumah dinas (4 kategori tipe rumah), masjid, poliklinik, sekolah, dan sarana olah raga.

d. Anggaran Penelitian

Dalam periode 2005-2009, BB Padi memperoleh anggaran belanja dari anggaran DIPA, yang terdiri atas gaji, belanja penunjang, operasional penelitian, diseminasi dan belanja modal (Tabel 1).

Anggaran dan Jumlah RPTP/ROPP DIPA BB Padi 2005-2009
Tabel 1. Anggaran dan Jumlah RPTP/ROPP DIPA BB Padi 2005-2009


e. Kerjasama Penelitian

Kerjasama penelitian yang berlangsung dalam periode 2006-2009 terdiri atas kegiatan kerjasama kemitraan yang dibiayai oleh Proyek Badan Litbang Pertanian (ARMP dan PAATP), kerjasama luar negeri dan dalam negeri, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan pihak swasta (Tabel 2).

Jumlah kerjasama dan anggaran kerjasama penelitian tahun 2006-2009 dalam negeri dan luar negeri.
Tabel 2. Jumlah kerjasama dan anggaran kerjasama penelitian tahun 2006-2009 dalam negeri dan luar negeri.


Sejak tahun 2005 hingga 2009, BB Padi telah merakit dan melepas 20 varietas unggul baru, diantaranya 1 varietas dilepas tahun 2005 (Ciasem), 2 varietas dilepas tahun 2006 (Sarinah dan Aek Sibundong), 2 varietas dilepas tahun 2007 (Hipa 5 Ceva dan Hipa 6 Jete), 9 varietas dilepas tahun 2008 (Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 5 Merawu, Inpari 6,  Inpara 1, Inpara 2, dan Inpara 3), dan 6 varietas dilepas tahun 2009 (Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, Inpari 10 Laeya, Hipa 7, dan Hipa 8). Semua varietas hibrida yang telah dilepas, program pengadaan benihnya dilisensikan kepada pihak ketiga (Tabel 3).

Varietas padi unggul baru (hibrida) BB Padi yang dilisensikan perusahaan/instansi lain
Tabel 3. Varietas padi unggul baru (hibrida) BB Padi yang dilisensikan perusahaan/instansi lain


f . Program Penelitian

Program penelitian tanaman padi merupakan bagian integral dari program komoditas Badan Litbang Pertanian dan sejalan dengan program Puslitbang Tanaman Pangan. Berdasarkan hal tersebut untuk periode 2010-2014, disusun program penelitian tanaman padi sebagai berikut:
  1. Pengkayaan, pengelolaan, dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman padi
  2. Penelitian teknologi tinggi dan strategis tanaman padi
  3. Penelitian berbasis kemitraan dan keperluan mendukung pembangunan pertanian tanaman padi
  4. Analisis dan sintesis kebijakan tentang tanaman padi dan perberasan
  5. Peningkatan daya saing tanaman padi berorientasi penciptaan dan permintaan pasar
  6. Pengembangan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan tanaman padi
  7. Pengembangan sumber daya informasi, komunikasi, diseminasi, dan penjaringan umpan balik iptek tanaman padi
  8. Pengembangan sistem perbenihan tanaman padi
Acuan program penelitian tanaman padi secara umum adalah penyediaan inovasi teknologi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, dengan fokus bidang masalah :
  1. lahan irigasi
  2. lahan sub-optimal (sawah tadah hujan, lahan kering, lahan rawa, dan lahan pasang surut)
  3. peningkatan indeks pertanaman padi menuju IP Padi 400
  4. pengembangan tanaman padi untuk pangan fungsional
  5. pengembangan tanaman padi untuk bahan baku industri
Program penelitian tanaman padi dilaksanakan dalam jangka waktu (time frame) yang jelas, dengan keluaran (output) dan dampak (outcome) yang terukur, serta melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dengan mengembangkan keterpaduan,   keterkaitan dan pengembangan jaringan kerjasama (networking) nasional dan internasional.

BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA (BALITSEREAL)


Tugas Pokok: Melaksanakan penelitian tanaman jagung, sorgum, gandum dan serealia potensial lain

Fungsi: 
  • Penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman jagung, 
  • sorgum, gandum dan serealia potensial lain
  • Penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman jagung, sorgum, gandum dan serealia potensial lain
  • Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman jagung, sorgum, gandum dan serealia potensial
  • Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman jagung, sorgum, gandum dan serealia potensial
  • Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jagung, sorgum, gandum dan serealia potensial lain
  • Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) merupakan salah satu UPT dalam lingkup Badan Litbang Pertanian yang mempunyai mandat melaksanakan penelitian komoditas serealia (jagung, sorgum, gandum, dan millet) serta mengembangkan teknologi yang dibutuhkan oleh pengguna (stakeholder, petani, dan konsumen). Balitsereal mempunyai visi sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tanaman serealia terdepan, profesional, dan mandiri. Untuk mewujudkan visi tersebut, Balitsereal mempunyai misi menghasilkan dan merekayasa IPTEK tinggi, strategis, dan unggul tanaman serealia, serta meningkatkan kemandirian dan profesionalisme dalam menghasilkan dan menyebarluaskan IPTEK tanaman serealia. Sebagai perwujudan dari visi dan misi tersebut, kegiatan penelitian Balitsereal diarahkan untuk pengelolaan, pengkayaan, pemanfaatan, dan pelestarian sumberdaya genetik serealia, penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi dan tekno-sosio-ekonomi jagung untuk lahan sub-optimal, diseminasi dan promosi hasil penelitian. Beberapa hasil penelitian Balitsereal yang menjadi unggulan dan telah diadopsi oleh stakeholder antara lain pada komoditas jagung adalah varietas unggul komposit Lamuru, Sukmaraga, Bisma, Anoman-1, Srikandi Kuning-1, dan Srikandi Putih-1. Varietas unggul hibrida Bima-1 s/d Bima-6, efisiensi teknologi produksi jagung. Pada komoditas sorgum telah dilepas varietas Numbu dan Kawali yang berpeluang dikembangkan untuk produksi ethanol. Komoditas gandum adalah Dewata, Sedangkan millet saat ini masih dalam taraf koleksi dari plasma nutfah pada berbagai propinsi. Diseminasi hasil penelitian memiliki arti yang sangat strategis terhadap tingkat adopsi teknologi oleh petani. Diseminasi dilaksanakan melalui penyediaan benih sumber, temu lapang, ekspose, seminar serta menerima kunjungan. Secara tidak langsung, diseminasi dilaksanakan melalui kerjasama pengujian dengan BPTP, dinas pertanian, serta swasta untuk mengakselerasi proses penyampaian teknologi serealia kepada pengguna, khususnya petani.

Telp: 0411 - 318148, 371529, 371016
Fax: 0411 - 371961
Email: herman_s@litbang.deptan.go.id

Alamat Kantor: Jl. Dr. Ratulangi No. 274  Kotak Pos 173, Maros 90514 - Sulawesi Selatan
Telp: 0411 - 318148, 371529, 371016, Fax: 0411 - 371961
Email balai: balitsereal@plasa.com, balitsereal@litbang.deptan.go.id


BALAI PENELITIAN DAN PRODUSEN BENIH TANAMAN KACANG DAN UMBI-UMBIAN

Sejarah Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian) berawal dari keberadaan enam kebun percobaan (KP) di wilayah Jawa Timur yang telah berdiri sejak zaman Belanda, yakni KP Kendalpayak dan KP Jambegede (di Malang), KP Muneng (Probolinggo), KP Genteng (Banyuwangi), KP Mojosari (Mojokerto), dan KP Ngale (Ngawi). Pada tahun 1968 keenam KP tersebut diintegrasikan dan menjadi bagian dari Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) yang berpusat di Bogor dengan nama LP3 Perwakilan Jawa Timur dan berkedudukan di Malang. Pada saat itu, mandat utama yang diemban adalah penelitian padi dan palawija untuk wilayah Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur.
Ketika pada tahun 1974 seluruh lembaga penelitian pertanian bernaung di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka lembaga ini pun turut bergabung. Pada tahun 1980, LP3 yang berpusat di Bogor berganti nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), sehingga LP3 Perwakilan Jawa Timur juga berganti nama menjadi Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Malang. Pada awal tahun 1995, dengan SK Mentan No. 789/Kpts/OT.210/12/94, Balittan Malang resmi menjadi balai penelitian yang mengemban mandat nasional untuk penelitian kacang-kacangan dan umbi-umbian dengan nama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, disingkat Balitkabi. Berdasarkan SK tersebut pula, kebun percobaan Mojosari yang ada di Mojokerto dilepas dari Balitkabi dan bergabung dengan BPTP Jawa Timur, sehingga sampai dengan sekarang Balitkabi memiliki lima kebun percobaan.
Tugas Balitkabi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No.75/Kpts/OT.210/2002 adalah membuat strategi penelitian dan melaksanakan penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, serta memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan. Fungsi dari Balitkabi adalah merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi strategi dan pelaksanaan pelaksanaan penelitian kacang-kacangan dan umbi.
Komoditas utama yang ditangani Balitkabi meliputi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, namun demikian Balitkabi juga menangani kacang-kacangan dan umbi-umbian potensial, seperti kacang tunggak, kacang gude, komak, koro, garut, ganyong, talas, uwi, dan keladi, serta kacang-kacangan dan umbi-umbian introduksi. Kegiatan yang dilakukan adalah penelitian teknologi tinggi dan penelitian strategis meliputi: pemuliaan dan pemberdayaan sumberdaya genetik, pengelolaan hama-penyakit, ekofisiologi dan pengelolaan sumberdaya berkelanjutan, serta pascapanen primer.
Visi
Menjadi lembaga rujukan IPTEK dan sumber inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi yang bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna.
Misi
  • Menghasilkan dan menyediakan IPTEK tinggi, strategis dan unggul tanaman aneka kacang dan ubi sesuai kebutuhan pengguna.
  • Melaksanakan diseminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi secara cepat dan efektif kepada pengguna.
  • Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka peningkatan profesionalisme dalam pengguasaan IPTEK, serta peran Balitkabi dalam pengembangan teknologi dan pembangunan pertanian.
  • Memperbaiki sumberdaya penelitian guna meningkatkan kapasitas Balai agar semakin profesional dalam melakukan penelitian, serta meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi.
  • Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku kepentingan dan pengguna teknologi.
Program Utama
  • Pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya genetik tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian
  • Perakitan varietas unggul, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi kacang-kacangan dan umbi-umbian
  • Percepatan pengembangan dan distribusi benih sumber kacang-kacangan dan umbi-umbian
  • Peningkatan daya saing produk kacang-kacangan dan umbi-umbian melalui inovasi teknologi pascapanen primer
  • Pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi, dan penjaringam umpan balik penelitian

Kepala Balai    : Dr. Ir. M. Muchlish Adie, M.S.
Alamat: Jl. Raya Kendalpayak km 8, PO Box 66 Malang 65101, Indonesia
Telp. (0341) 801468 Fax. (0341) 801496   e-mail: balitkabi@litbang.deptan.go.id


BADAN TENAGA ATOM NASIONAL


Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi:
  1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.
  2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.
  3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir,
  4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Visi: Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.


Misi
  1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi dalam mendukung program pembangunan nasional
  2. Melaksanakan manajemen kelembagaan untuk mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran :
  1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional
  2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah:
  1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan
  2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat
Prinsip: Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup. Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai :
  • Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable
  • Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan Kesetiakawanan
Serta Berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu : berjiwa pionir, bertradisi ilmiah, berorientasi industry, mengutamakan keselamatan, dan komunikatif.


Kantor Pusat BATAN: Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta, 12710
Telp. (021) 525-1109, Fax. (021) 525-1110, email : humas@batan.go.id


----

Produsen Benih Swasta Asing

PT BISI International
Jagung hibrida, padi, jagung komposit, hortikultura
PT DuPont Indonesia (Pioneer)
Jagung hibrida, padi hibrida
PT Monsanto
Jagung hibrida
PT Syngenta
Jagung hibrida
PT Bayer Indonesia
Padi hibrida


Produsen Benih Swasta Indonesia

PT Benih Citra Asia (Produsen benih hortikultura, merk dagang Bintang Asia)
PT Mulia Bintang Utama (Produsen benih hortikultura, merk dagang Surya Mentari)
PT Seminis (Produsen benih hortikultura)
PT Primasid Andalan Utama (Produsen benih hortikultura)
PT Agri Makmur Pertiwi (Produsen benih jagung hibrida dan hortikultura)
PT Namdhari (Produsen benih hortikultura)
CV Matahari Seed (Produsen benih sayuran tropis hibrida, merk ”Cap Bunga Matahari”)
PT Bina Sawit Makmur (Produsen benih sawit)
PT Tunggal Yunus Estate (Produsen benih sawit)
PT Dami Mas Sejahtera (Produsen benih sawit)
PT Tania Selatan (Produsen benih sawit)
PPKS Medan (Produsen benih sawit)


Produsen Benih BUMN di Indonesia

PT Sang Hyang Seri (Produsen benih padi)


--

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS VEGETASI

ANALISIS VEGETASI (Laporan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Kelompok 7 Desna Herawati Diki Apriadi Dwi Safitri Habiba Nurul Istiqomah Heru Dwi Purnomo JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Laporan Kemiringan Lereng

I.                    PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Topografi merupakan bentuk permukan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut.   Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak.   Ilmu yang membahas tentang topgrafi ini disebut geomorfologi.   Dua unsur topografi yang banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang lereng ( length ,) dan kemiringan lereng ( slope ). Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.   Sedangkan, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen.   Hal inilah yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng terjadi akibat

Perombakan Bahan Organik dan Siklus Nitrogen

A.     PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK 1.         Sumber Bahan Organik Bahan organik berasal dari sisa-sisa hewan, serasah tumbuhan, dan limbah pertanian. Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa organik. Kandungan air adalah 20%-90% dari berat basah tanaman. Kandungan ini dipengaruhi oleh organ tanaman yang diambil dan umur tanaman tersebut. Kandungan air pada daun akan jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan air pada akar tanaman. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur mikro kurang lebih 1%-10% berat kering. Senyawa organik menyusun <50% berat segar tanaman. Kandungan senyawa organik ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Sutanto, 2005). Sutanto (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa senyawa organik dibedakan atas: §      Karbohidrat, yaitu gula dan pati (mengandung sel), pektin, hemiselulosa, selulosa (dinding sel). Karbohidrat merupakan penyusun senyawa organik terbesar penyusun bahan organik (>