Langsung ke konten utama

Postingan Terbaru

Berkunjung ke Desa Adat Baduy Dalam

Desa adat selalu jadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, pun dengan suku Baduy. Akhir Desember 2018, aku pun nekat untuk datang ke sana. Awalnya aku ikut jasa open trip karena jika dilihat dari harga yang mereka tawarkan, rasa-rasanya lebih murah dibanding datang sendiri. Aku bahkan sudah membayar DP untuk dua orang. Sayangnya satu minggu sebelum hari H, travel dibatalkan karena hujan lebat cuaca buruk katanya. Uang kami pun di- refund . Aku dan temanku tetap nekat untuk datang ke Baduy. Hari itu perjalanan aku mulai dari stasiun Pasar Minggu dan bertemu dengan temanku di stasiun Palmerah. Kami berangkat bersama menuju stasiun Rangkas Bitung. Ongkos dengan KRL dari stasiun Pasar Minggu hanya Rp10.000,00. Sampai di stasiun Rangkas Bitung, kami bergerak mencari angkot nomor 07 tujuan terminal Aweh. Di stasiun ini sebenarnya ada banyak jasa travel menawarkan diri langsung menuju desa Ciboleger. Untuk yang datang dengan banyak orang, mungkin ini bisa jadi pilihan simpel namun untuk aku

ALE dan AE

ARAS LUKA EKONOMI

Hama

Ahli entomologi mendefinisikan injury (luka) sebagai kerusakan fisik atau kehancuran dari komoditas berharga yang disebabkan oleh kehadiran atau aktivitas hama (misalnya, konsumsi daun, lubang di kayu, menghisap darah). Sedangkan damage (kerusakan) didefinisikan sebagai kehilangan nilai uang dari suatu komoditas sebagai akibat luka yang disebabkan oleh hama (misalnya pembusukan, penurunan hasil, penurunan kualitas). Pengendalian hama diperlukan apabila pertumbuhan populasi sudah mencapai titik dimana hama mulai menyebabkan kerusakan cukup parah. 

Untuk mengetahui hal tersebut, ada dua bagian fundamental dari informasi ekonomi yang bisa kita gunakan, yaitu berapa banyak kerugian finansial yang disebabkan hama? (A) dan berapa biaya untuk mengendalikan hama? (B). Sebuah wabah terjadi apabila nilai “A” lebih besar dari nilai “B”. Kondisi dimana “A” = “B” dikenal dengan istilah aras luka ekonomi (EIL), yaitu kepadatan populasi dimana biaya untuk pengendalian hama tersebut sama dengan jumlah kerusakan yang ditimbulkan. Di bawah tingkat cedera ekonomi, tidaklah efektif mengendalikan populasi hama karena biaya pengendalian lebih besar dari biaya kerusakan. 

Ambang Ekonomi

Aras luka ekonomi adalah suatu konsep yang berguna untuk mengukur rasio keuntungan yang mendasari semua tindakan pengendalian hama. Sering kali diperlukan tindakan pengendalian sebelum hama benar-benar mencapai aras luka ekonomi. Sehingga para ahli entomologi menetapkan suatu poin di bawah aras luka ekonomi dalam kesimpulan yang dibuat dengan atau tanpa perlakuan. Titik kesimpulan ini dikenal sebagai ambang ekonomi. Ambang ekonomi selalu lebih rendah daripada aras luka ekonomi agar cukup waktu untuk menentukan pengukuran pengendalian.

Kesimpulan:
1.   EIL adalah rasio keuntungan antara biaya unit pengendalian hama dikali jumlah hama dengan nilai satuan komoditas dikali persentase unit komoditas yang luka, sehingga diperoleh keputusan pengendalian hama.
2.    ET adalah suatu titik kesimpulan di bawah EIL sebagai tindakan pengendalian awal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS VEGETASI

ANALISIS VEGETASI (Laporan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Kelompok 7 Desna Herawati Diki Apriadi Dwi Safitri Habiba Nurul Istiqomah Heru Dwi Purnomo JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Laporan Kemiringan Lereng

I.                    PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Topografi merupakan bentuk permukan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut.   Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak.   Ilmu yang membahas tentang topgrafi ini disebut geomorfologi.   Dua unsur topografi yang banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang lereng ( length ,) dan kemiringan lereng ( slope ). Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.   Sedangkan, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen.   Hal inilah yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng terjadi akibat

Perombakan Bahan Organik dan Siklus Nitrogen

A.     PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK 1.         Sumber Bahan Organik Bahan organik berasal dari sisa-sisa hewan, serasah tumbuhan, dan limbah pertanian. Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa organik. Kandungan air adalah 20%-90% dari berat basah tanaman. Kandungan ini dipengaruhi oleh organ tanaman yang diambil dan umur tanaman tersebut. Kandungan air pada daun akan jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan air pada akar tanaman. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur mikro kurang lebih 1%-10% berat kering. Senyawa organik menyusun <50% berat segar tanaman. Kandungan senyawa organik ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Sutanto, 2005). Sutanto (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa senyawa organik dibedakan atas: §      Karbohidrat, yaitu gula dan pati (mengandung sel), pektin, hemiselulosa, selulosa (dinding sel). Karbohidrat merupakan penyusun senyawa organik terbesar penyusun bahan organik (>